Wisma Habibie dan Ainun: Menggali Kisah Inspiratif dari Ruangan-Ruangan Bersejarah yang Dihidupkan Kembali!
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5097295/original/015924300_1737075800-habibi_2.jpg)
Setelah menjelajahi area Bhineka Tunggal Ika yang melambangkan keragaman budaya, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan mereka ke selasar yang mengarah ke perpustakaan. Di sana, terdapat panel-panel yang menggambarkan kepercayaan berbeda, termasuk Hindu-Buddha, Islam, dan Kristen, serta representasi gambar dari Masjid Baiturrahman, Katedral, dan Gereja Blenduk. Panel tersebut juga bercerita tentang pedagang Tiongkok. Ruang ini sangat penting karena menjadi saksi lahirnya lebih dari 200 perubahan regulasi serta rapat-rapat krusial selama masa Reformasi, di mana pencapaian demokrasi menjadi keutamaan sekaligus dedikasi bagi bangsa hingga akhir hayat.
Nadia, salah satu anggota keluarga, menyatakan bahwa mereka sepakat untuk mengimplementasikan amanat terakhir dari BJ Habibie agar rumah pribadinya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia. Tempat ini, yang dikenal dengan nama Jembatan Pencerahan, digambarkan sebagai penghubung antara iman dan taqwa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui perpustakaan yang berada tepat di depan.
Rumah yang sebelumnya menjadi tempat tinggal sekaligus kediaman resmi presiden BJ Habibie dan Hasri Ainun Habibie kini telah bertransformasi menjadi Wisma Habibie Ainun. Tempat ini dibuka untuk umum dan menawarkan pengalaman berharga bagi masyarakat. Dalam perjalanan menuju perpustakaan, pengunjung akan melewati dua kolam ikan besar yang berada di tengah jalan, merepresentasikan kisah Nabi Musa yang membelah Laut Merah. Perpustakaan ini diresmikan pada tanggal 11 Agustus 2009 dan menyimpan sekitar 5.000 koleksi buku.
Yang menarik, semua buku di perpustakaan tersebut lebih berkaitan dengan budaya dan tidak ada satupun yang membahas tentang teknologi atau teknik. Menurut Nadia, Wisma Habibie dan Ainun didesain dengan nilai-nilai cinta, intelektual, dan demokrasi yang kuat. Keberagaman budaya, flora, fauna Indonesia, serta simbol-simbol keagamaan ditampilkan dalam bentuk panel budaya yang berasal dari lima pulau besar di Indonesia, serta panel agama yang menggambarkan harmoni antar keyakinan yang hidup berdampingan.
Di sini, terdapat juga patung-patung yang melambangkan intelektualitas, seperti karya Rodin 'The Thinker', serta versi abstrak cyladic dan patung Ganesha yang menjadi simbol kecerdasan, dan Bodhisattva. Di bawah konsep baru, Wisma Habibie Ainun kini menjadi tempat bersejarah yang inspiratif dan menarik untuk dikunjungi.
Dilansir dari akun Instagram @wismahabibieainun serta Antara, pada tanggal 16 Januari 2025, pengunjung dapat mengunjungi Ruang Pendopo yang merupakan salah satu ruang pertama dalam tur sejarah. Ruang ini menunjukkan keberagaman agama yang hidup harmonis di Indonesia, serta taman terbuka yang menampilkan Taman Intelektual. Ruangan tersebut juga menyaksikan lahirnya benih-benih demokrasi, misalnya undang-undang kebebasan pers serta momen penting saat pertemuan kabinet terakhir Orde Baru berlangsung.
Dalam penuturannya, cucu BJ Habibie menyampaikan bahwa eyang (kakek) selalu menganggap kesuksesannya tidak terletak pada harta, melainkan pada kontribusinya terhadap negara. Ruang Pendopo juga menjadi tempat di mana Habibie dan Ginanjar Kartasasmita merumuskan persiapan alih kekuasaan sehari sebelum Habibie resmi dilantik sebagai Presiden ketiga Republik Indonesia.
Di lantai lobi, terdapat ornamen peta Indonesia serta simbol yang menggambarkan kekayaan alam, flora, dan fauna lautan. Di langit-langit, ornamen bertemakan kekayaan flora dan fauna darat serta udara dipajang dengan megah. Pengunjung juga dapat melihat miniatur pesawat yang dirancang oleh Habibie, yaitu N250 dan CN235, serta lukisan potret Habibie dan Ainun karya seniman legendaris Basuki Abdullah. Selain itu, taman di kompleks ini menjadi tempat Habibie berjalan-jalan di masa tuanya, dikelilingi oleh tanaman yang merupakan kesukaan Ainun, yang gemar pada bunga-bunga indah dan pohon rindang.
Rumah yang mengabadikan cerita cinta BJ Habibie dan Ainun ini dibuka untuk umum pada hari Kamis, 16 Januari 2025. Ruang Pendopo yang didirikan sejak 1978 menjadi saksi sejarah penting dalam perjalanan hidup Presiden ketiga RI tersebut. Setiap ruangan di Wisma Habibie Ainun menawarkan wawasan mendalam tentang hubungan dan cinta abadi antara Habibie dan Ainun.
Ruang ini juga sering digunakan untuk mengadakan makan malam dan acara musik jazz keroncong bagi para tamu. Pada awalnya, ruangan ini adalah tempat bermain tenis keluarga, namun berubah fungsi seiring berjalannya waktu menjadi Ruangan Pendopo setelah peristiwa penting pada tahun 1992. Tentu saja, di dalamnya terdapat lemari berisi penghargaan lencana tanda jasa yang diterima oleh Habibie dan Ainun selama hidup mereka, termasuk Bintang Republik Indonesia Adipurna.
Sebagai pengingat, meskipun Habibie dikenal sebagai seorang teknokrat dan pemikir di bidang teknologi, ia memiliki perhatian yang besar terhadap kultur dan seni. Filosofi cinta dan persatuan yang dipegang oleh Eyang Habibie dan Ainun menjadi kompas moral, hadir dalam desain rumah ini, termasuk perpustakaan yang merepresentasikan pencerahan intelektual serta sumbangsih mereka bagi bangsa.
Nadia menambahkan bahwa di Wisma Habibie Ainun, kita dapat melihat manifestasi dari iman dan ilmu pengetahuan yang sejalan dengan gagasan mereka. Sinergi antara budaya dan agama memberikan kontribusi positif yang membantu membimbing manusia menuju kehidupan yang penuh kebaikan. Jika semua ini dapat diseimbangkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kita akan dapat menjalani kehidupan yang lebih berarti, yang tentunya akan berkontribusi positif di lingkungan sekitar.
Wisma Habibie Ainun adalah cermin warisan berharga BJ Habibie untuk Indonesia dan dunia, menggambarkan nilai-nilai luhur yang patut diwariskan kepada generasi mendatang.
✦ Tanya AI