• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Terungkap! 91% Masyarakat Kenal Program MBG, Tapi Hanya 64% yang Senang: Apa yang Salah?

img

Survei terbaru yang dilakukan oleh Indikator Politik mengungkapkan bahwa 91,3 persen masyarakat di Indonesia sudah mengetahui program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai dijalankan oleh pemerintah. Meskipun angka ini menunjukkan kesadaran masyarakat yang tinggi, tingkat kepuasan terhadap pelaksanaan program tersebut hanya mencapai 64 persen, dengan 21,7 persen warga menyatakan kurang puas.

Program MBG merupakan inisiatif pemerintah untuk memperbaiki akses masyarakat terhadap makanan yang bergizi, sekaligus memanfaatkan sumber daya pangan lokal secara optimal. Dengan demikian, walaupun tingkat persetujuan terhadap program ini cukup tinggi, yaitu 87,1 persen, namun hal tersebut tidak diiringi dengan kepuasan yang sama terhadap implementasinya. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat banyak hal yang perlu diperbaiki dalam pelaksanaan program.

Seperti yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, dalam survei bertema 'Evaluasi Publik atas Kinerja Presiden dan Kabinet Merah Putih', meskipun 91,3 persen masyarakat mengaku mendukung program MBG, hanya 64 persen yang merasa puas. Ia menekankan bahwa perlu ada improvement dalam pelaksanaan program ini agar dapat meningkatkan tingkat kepuasan masyarakat yang masih di bawah tingkat persetujuan.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mendapatkan sambutan yang positif, terutama di daerah yang sudah terbiasa dengan konsumsi sumber protein alternatif seperti serangga. Dadan Hindayana, Kepala Badan Gizi Nasional, menjelaskan bahwa di beberapa daerah, serangga bisa dijadikan salah satu komponen menu yang menarik dan bergizi. Ini adalah langkah baru dalam mengenalkan keberagaman pangan di Indonesia.

Menurut Dadan, variasi menu dalam program MBG menunjukkan bahwa Badan Gizi Nasional tidak menerapkan standar menu yang kaku. Sebaliknya, mereka mengadopsi standar komposisi gizi yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan potensi pangan lokal setiap daerah. Contohnya, untuk wilayah yang masyarakatnya terbiasa dengan jagung, singkong, atau pisang, maka menu bisa dimodifikasi untuk mengakomodasi bahan-bahan tersebut menggantikan nasi.

Pada fase pertama pelaksanaan program, yang dijadwalkan dari Januari hingga April 2025, target penerima manfaat adalah mencapai tiga juta orang. Dengan banyaknya dinamika yang terkait, penting bagi pemerintah untuk merespons kebutuhan lokal agar program MBG dapat berfungsi secara optimal dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Meskipun popularitas program ini cukup tinggi, kiranya diperlukan evaluasi berkala untuk menjaga kepuasan masyarakat. Responden dalam survei yang berlangsung dari 16 hingga 21 Januari 2025 berjumlah 1.220 orang, yang dipilih secara acak dari seluruh provinsi di Indonesia. Angka ketidakpuasan yang teridentifikasi menjadi perhatian penting bagi para pengelola program.

Dadan juga menyatakan bahwa memberikan variasi dalam menu berbasis karbohidrat sangat penting untuk memastikan keberagaman pangan dapat terakomodasi dalam program ini. Menurutnya, keberagaman ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan gizi tetapi juga mempromosikan konsumsi makanan lokal yang kaya akan nutrisi.

Sejak diluncurkan, program MBG sudah diterapkan di 31 provinsi di seluruh Indonesia dengan dukungan dari 238 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang berkontribusi dalam memproduksi makanan bergizi untuk masyarakat. Dalam periode kedua yang direncanakan berlangsung dari April hingga Agustus 2025, diharapkan jumlah penerima manfaat akan meningkat menjadi enam juta orang.

Siswa-siswi dari SDN 05 dan 07 Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta, terlihat bersemangat mengikuti rangkaian uji coba program makan siang gratis. Hal ini menunjukkan bahwa ketika masyarakat diperkenalkan dengan program yang bermanfaat, antusiasme akan meningkat. Namun, tantangan tetap ada untuk mencapai kepuasan yang lebih tinggi dari publik.

Kesimpulannya, meskipun program Makan Bergizi Gratis (MBG) mendapat respons positif dari masyarakat, upaya lanjutan diperlukan untuk meningkatkan tingkat kepuasan dan memastikan bahwa program ini dapat berjalan sesuai harapan. Kebijakan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat, dengan memanfaatkan kearifan lokal dalam penyediaan makanan, diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam kesehatan dan gizi masyarakat Indonesia.

Special Ads
© Copyright 2024 - ZonaRandom88 | Situs Informasi Terkini, Artikel Menarik, Hiburan, Teknologi, Wisata, dan Berita bola
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads
...