• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

AS Kunci Pintu Ekspor Chip AI: 18 Negara Sekutu Masuk dalam Klub Eksklusif!

img

Pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini mengumumkan kebijakan baru yang membatasi ekspor chip AI ke negara-negara tertentu. Kebijakan ini bertujuan untuk mengontrol distribusi teknologi chip canggih yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk yang berpotensi berbahaya. Menurut informasi yang diperoleh, 18 negara termasuk dalam kategori tier 1, yang akan diberikan akses penuh terhadap teknologi chip AI. Sementara, negara-negara lain, mayoritas dari dunia, masuk dalam tier 2 dan 3.

Salah satu perusahaan yang diperkirakan akan terkena dampak dari pembatasan ini adalah Nvidia. Dalam pernyataannya, Nvidia menyatakan bahwa kebijakan baru yang ditetapkan oleh pemerintahan Biden ini dapat merugikan daya saing global AS. Mereka menekankan bahwa mencoba mengatur hasil pasar demi menekan persaingan hanya akan mengorbankan inovasi yang telah susah payah diperoleh oleh negara.

Dalam implementasi kebijakan ini, Departemen Perdagangan AS menjelaskan bahwa mereka akan memberikan izin kepada perusahaan-perusahaan yang ingin menjual chip AI ke negara lain, tergantung pada tier masing-masing negara. Ini merupakan langkah strategis untuk menjaga keamanan nasional serta mendukung penyebaran teknologi yang dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.

Selain itu, kebijakan ini juga bertujuan untuk mencegah potensi penyalahgunaan teknologi, yang dapat digunakan untuk mendukung operasi siber yang merugikan atau pelanggaran hak asasi manusia, seperti pengawasan massal. Kebijakan tersebut menjadi semakin mendesak mengingat dampak besar yang bisa ditimbulkan dari penguasaan AI yang tidak terkontrol.

Seiring dengan pembatasan ini, publik diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan dan masukan selama periode 120 hari. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah AS terbuka terhadap kritik dan masukan dari berbagai pihak sebelum finalisasi aturan tersebut. Chip dengan daya pemrosesan 1.700 GPU dan di bawah spesifikasi tertentu tidak akan termasuk dalam pembatasan ini, memungkinkan beberapa kegiatan penelitian dan pengembangan tetap dilakukan tanpa hambatan.

Kebijakan baru ini berfokus pada chip yang diproduksi dengan teknologi 14nm, 16nm, atau lebih maju, serta yang mengandung lebih dari 30 miliar transistor. Ini menunjukkan ketelitian dalam merumuskan kebijakan, di mana hanya teknologi yang tepat yang akan dikenakan batasan. Meskipun terdapat kritik dari berbagai perusahaan, Departemen Perdagangan tetap berkomitmen untuk menjaga potensi yang ada agar tidak jatuh ke pihak yang salah.

Data menunjukkan bahwa negara-negara yang masuk dalam tier 3 mencakup, antara lain, China, Rusia, serta negara-negara lainnya yang dikenal dengan potensi ancaman terhadap keamanan nasional AS. Sebaliknya, negara-negara sekutu AS berada dalam tier 1 dan diharapkan dapat bekerja sama dalam mengembangkan teknologi yang aman dan bertanggung jawab.

Pembatasan ini, meskipun kontroversial, menjadi bagian dari strategi lebih besar dalam membangun ekosistem teknologi yang terpercaya. Hal ini harus dipandang sebagai langkah untuk memastikan bahwa perkembangan teknologi tidak mengabaikan aspek etika dan keamanan global.

Apabila Anda memiliki pandangan terkait kebijakan ini, penting untuk menyampaikan pendapat Anda dalam periode komentar yang telah ditetapkan. Langkah tersebut diharapkan dapat membawa hasil yang lebih adil dan seimbang bagi semua pihak yang terlibat, serta menjaga inovasi tetap bergerak ke arah yang positif.

Kendalikan kebijakan ini akan menentukan langkah Amerika Serikat dalam menghadapi tantangan global, terkhusus dalam bidang teknologi yang terus berkembang pesat. Dengan begitu, diharapkan penetapan peraturan ini bukan hanya untuk kepentingan nasional, tetapi juga mendukung kemajuan teknologi yang lebih bertanggung jawab di seluruh dunia.

Special Ads
© Copyright 2024 - ZonaRandom88 | Situs Informasi Terkini, Artikel Menarik, Hiburan, Teknologi, Wisata, dan Berita bola
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads
...