BlackRock: Prediksi Mengguncang! Bitcoin Diprediksi Melonjak hingga Rp 11,3 Miliar!
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4983415/original/005222400_1730112240-fotor-ai-20241028174255.jpg)
Pada Januari 2025, sebuah proposal yang diajukan oleh pemegang saham di Meta mengusulkan adopsi Bitcoin sebagai salah satu aset cadangan perusahaan. Proposal ini menyoroti bahwa tingkat inflasi yang sebenarnya bisa jadi jauh lebih tinggi dari angka yang diumumkan oleh Indeks Harga Konsumen (IHK), bahkan bisa mencapai dua kali lipat.
Dalam sebuah wawancara di Forum Ekonomi Dunia yang berlangsung di Davos, Switzerland, Larry Fink, CEO BlackRock yang merupakan salah satu manajer aset dan investasi terkemuka di Amerika Serikat, memberikan pandangannya mengenai masa depan cryptocurrency serta ramalan harga Bitcoin. Fink memperkirakan bahwa harga Bitcoin dapat melonjak hingga mencapai USD 700.000 (sekitar Rp 11,3 miliar) per koin, terutama di tengah kekhawatiran yang meningkat terhadap penurunan nilai mata uang fiat.
Ia menegaskan bahwa situasi inflasi yang lebih kompleks daripada yang terlihat saat ini. Fink berpendapat, Tingkat inflasi yang ada saat ini sebenarnya jauh lebih tinggi, dengan berbagai penelitian mendukung asumsi ini dan menunjukkan bahwa dalam momen tertentu, inflasi dapat mencapai hampir dua kali lipat dari angka IHK.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Coinmarketcap, pada tanggal 23 Januari 2025, Bitcoin (BTC) mengalami penurunan sebesar 2,68% dalam waktu 24 jam. Meskipun demikian, Bitcoin masih mencatatkan penguatan sebesar 2,74% dalam satu minggu terakhir. Fink menegaskan bahwa ia tidak sedang mempromosikan Bitcoin sebagai pilihan investasi, melainkan menyoroti potensi aset tersebut di tengah ketidakpastian ekonomi.
Pada hari yang sama, pergerakan harga cryptocurrency dengan kapitalisasi pasar besar lainnya juga menunjukkan pola yang beragam. Beberapa analis percaya bahwa IHK, yang dihitung berdasarkan sejumlah barang dan jasa rumah tangga, tidak dapat diandalkan sebagai ukuran inflasi yang akurat. Pendapat ini mengemuka seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan stabilitas nilai mata uang.
Fink menambahkan, Jika Anda khawatir tentang potensi penurunan nilai mata uang lokal Anda, atau jika Anda meragukan stabilitas ekonomi dan politik negara Anda, maka Bitcoin bisa menjadi instrumen internasional yang dapat membantu meredakan ketakutan tersebut. Ia mengingatkan bahwa ada kemungkinan inflasi di Amerika Serikat dapat meningkat dalam satu tahun ke depan, dan memperingatkan bahaya dari asumsi bahwa puncak inflasi telah terlewati.
Sebagai informasi, data inflasi tahunan IHK untuk tahun 2024 di AS tercatat sedikit lebih rendah dari yang diperkirakan, yakni pada angka 3,2%, sementara analis sebelumnya memprediksi angka sebesar 3,3%. Di pasar cryptocurrency, XRP terdaftar dengan harga sekitar Rp 51.535,06 per koin. Sedangkan stablecoin Tether (USDT) mengalami penurunan sebesar 0,49% dalam 24 jam dan 0,67% dalam sepekan.
Mengamati pergerakan harga, SOL, salah satu cryptocurrency yang terus menarik perhatian, saat ini diperdagangkan pada level Rp 4.72.897,87 per koin, dan DOGE berada pada Rp 5.893,79 per token. Total kapitalisasi pasar cryptocurrency keseluruhan pada hari ini mencapai sekitar Rp 58,97 triliun, dengan peningkatan 3,14% dalam 24 jam terakhir.
Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi pasar kripto saat ini, pendapat Larry Fink dan data inflasi menjadi dua aspek yang penting untuk dianalisis oleh para investor. Kenaikan harga Bitcoin yang diprediksi serta kegelisahan akan inflasi memberikan perspektif baru tentang pentingnya cryptocurrency dalam portofolio investasi, terutama di tengah situasi ekonomi global yang tidak menentu.
- Striker Muda Timnas Indonesia Curahkan Kekaguman: Patrick Kluivert, Sang Legenda yang Menginspirasi!
- Patrick Kluivert: Semangat Baru untuk Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia 2026 Berkat Sentuhan Magis Shin Tae-yong!
- Gempa Internal: 9 Polisi Jakarta Barat Dipecat akibat Skandal Perzinahan dan Narkoba!
✦ Tanya AI