China Memikirkan Kesepakatan Sensasional: TikTok Berpeluang Beralih ke Tangan Elon Musk di Pasar AS!
:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape-new.png,573,20,0)/kly-media-production/medias/4637144/original/096598900_1699247288-WhatsApp_Image_2023-11-06_at_10.45.43_AM.jpeg)
Pemerintah Tiongkok saat ini sedang mempertimbangkan sebuah strategi yang mengizinkan Elon Musk untuk mengakuisisi operasi TikTok di Amerika Serikat. Ini muncul sebagai respons terhadap ancaman larangan yang dapat diberlakukan terhadap aplikasi populer tersebut.
Laporan dari media menyebutkan bahwa pertimbangan ini merupakan bagian dari berbagai opsi yang sedang dieksplorasi oleh pihak Tiongkok. Sementara itu, Mahkamah Agung AS tengah mengevaluasi undang-undang yang memaksa ByteDance, perusahaan induk TikTok, untuk melepaskan operasionalnya di AS pada atau sebelum 19 Januari 2025.
Tim hukum TikTok berpendapat bahwa langkah tersebut akan melanggar hak kebebasan berbicara bagi penggunanya di AS, sementara pemerintah AS menekankan bahwa kepemilikan ByteDance atas TikTok bisa berpotensi menimbulkan risiko bagi keamanan nasional.
Namun, para pejabat Tiongkok belum memberikan keputusan final mengenai rencana ini. Keterlibatan TikTok dan Elon Musk dalam diskusi ini juga masih belum jelas, termasuk apakah ByteDance menyadari rencana yang sedang dibahas.
Jika Mahkamah Agung mendukung pemerintah dalam hal ini, TikTok kemungkinan akan menghadapi tantangan besar, terutama menjelang periode kepresidenan Donald Trump yang kedua jika dia terpilih pada 20 Januari 2025. Pada minggu lalu, Mahkamah Agung telah mengadakan sesi argumen terkait potensi larangan yang dijadwalkan ditandatangani oleh Joe Biden pada April 2024.
Menurut laporan yang diambil dari Bloomberg, dalam skenario tersebut, Musk akan memiliki kontrol atas X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) serta bisnis TikTok di AS. Debat di antara pejabat tinggi Tiongkok terkait masa depan TikTok di AS merupakan bagian dari dialog yang lebih luas mengenai kolaborasi dengan presiden terpilih Trump.
Juru bicara TikTok menyatakan bahwa mereka tidak dapat memberikan komentar mengenai spekulasi tersebut. Setelah mendukung larangan TikTok selama periode kepresidenannya yang pertama, Trump tampaknya telah mengubah pendirian mengenai aplikasi ini.
Bloomberg juga menyoroti bahwa rencana ini masih berada dalam tahap awal. Ketika berbicara mengenai isu ini, juru bicara TikTok memberikan tanggapan yang singkat dan langsung, sementara pihak X juga tidak memberikan pernyataan lebih lanjut.
Donald Trump, dalam upayanya merebut kembali kursi kepresidenan, melakukan penampilan di Madison Square Garden di New York pada 27 Oktober 2024. Di akhir Desember 2025, Trump meminta Mahkamah Agung untuk ikut campur dan menunda pelaksanaan larangan Joe Biden terhadap TikTok agar ia memiliki waktu untuk mencari solusi politik yang diharapkan.
✦ Tanya AI