• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Elon Musk: Krisis Data Mengancam Masa Depan Kecerdasan Buatan!

img

Elon Musk telah menciptakan sebuah platform bernama xAI, yang ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan buatan guna berbagai keperluan, termasuk pengembangan chatbot yang diberi nama Grok. Dalam perkembangan lain, terdapat kabar bahwa Pemerintah China tengah mempertimbangkan opsi yang memungkinkan Musk untuk mengakuisisi operasi TikTok di Amerika Serikat. Langkah ini dipandang sebagai strategi untuk mencegah potensi larangan terhadap aplikasi tersebut di AS.

Dalam wawancaranya di CES 2025, Musk menyoroti masalah global mengenai kekurangan data buatan manusia yang diperlukan untuk melatih AI. Menurutnya, solusi yang mungkin adalah memanfaatkan data sintetis, di mana AI menciptakan data pelatihan secara mandiri. Pernyataan ini sejalan dengan pandangan Ilya Sutskever dari OpenAI, yang sebelumnya mengungkapkan bahwa industri kecerdasan buatan telah mencapai titik puncak data untuk pelatihan.

Musk juga menjelaskan bahwa sebelum kemunculan AI, model tersebut dilatih menggunakan data yang dihasilkan oleh manusia untuk berbagi pengetahuan. Kini, dengan menyerap sebagian saham, Musk berambisi untuk menguasai seluruh saham platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Pendekatan ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran mandiri bagi AI dan diyakini banyak pihak bahwa Musk menggunakan kode dari OpenAI untuk produk Grok.

Perkembangan ini terjadi lebih dari tiga tahun setelah peluncuran AI Generatif pertama. Sementara itu, rencana strategis pemerintah China mengenai TikTok masih dalam tahap diskusi dan belum ada keputusan final. Menurut laporan terbaru, discusi ini juga berkaitan dengan hubungan kerja sama yang lebih besar dengan presiden terpilih AS, Donald Trump. Rencana ini masih bersifat awal, dan saat ini belum dapat dipastikan apakah ByteDance memahami keterlibatan Musk dan TikTok dalam rencana tersebut.

Special Ads
© Copyright 2024 - ZonaRandom88 | Situs Informasi Terkini, Artikel Menarik, Hiburan, Teknologi, Wisata, dan Berita bola
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads
...