Skandal Memprihatinkan: Guru Ngaji di Tangerang Diduga Cabuli 20 Santri Pria!

Polda Metro Jaya menegaskan bahwa seorang guru ngaji berinisial Wahyudin, yang berusia 40 tahun dan berasal dari Tangerang, telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pencabulan terhadap 20 muridnya. Hal ini terungkap saat konferensi pers yang dipimpin oleh Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, pada 31 Januari 2025.

Menurut keterangan yang disampaikan, WoW mengaku melakukan aksinya dengan berbagai modus untuk memperdaya anak-anak. Salah satu di antaranya adalah dengan menawarkan akses gratis ke hotspot dan memberikan makanan serta rokok kepada para korban. Ini dilakukan untuk membuat korban merasa nyaman dan bersedia mengikuti keinginannya.

Kasus ini bermula ketika seorang orangtua yang berinisial MA melaporkan bahwa anaknya yang bernama J menjadi korban pencabulan di Kampung Dukuh, Ciledug, Kota Tangerang, sekitar bulan November 2024. Tindakan pencabulan ini akhirnya terungkap setelah penyelidikan lebih lanjut oleh polisi.

Mendapatkan sejumlah bukti dan keterangan, pihak kepolisian akhirnya menetapkan Wahyudin sebagai tersangka pencabulan. Ia diduga tidak hanya melakukan perbuatan cabul terhadap satu anak, tetapi terhadap total 20 muridnya. Tersangka menggunakan metode yang cukup licik, salah satunya dengan menjanjikan uang kepada para korban sebagai imbalan, dengan nominal bervariasi antara Rp20.000 hingga Rp50.000.

Saat dihadirkan di hadapan wartawan, Wahyudin mengaku bahwa ia berusaha meyakinkan anak-anak dengan berdalih bahwa ia memiliki wangsit dari mimpi dan mengklaim bahwa air mani dapat menyembuhkan penyakitnya. Modus operandi yang digunakannya ini sungguh mencengangkan dan sangat tidak etis. Bahkan, berdasarkan penuturan pihak kepolisian, tindakan bejatnya berlangsung sejak tahun 2017 hingga 2024.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, dalam kesempatan yang sama menambahkan bahwa aksi pencabulan ini bukan hanya sekali dilakukan, melainkan berulang kali terhadap sejumlah korban. Pihak kepolisian juga menekankan pentingnya perlindungan terhadap anak-anak, terlebih dalam lingkungan yang seharusnya aman dan mendidik.

Pelaku akhirnya berhasil ditangkap pada 29 Januari 2025, oleh tim gabungan dari Polres Metro Tangerang Kota dan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Penangkapan ini dilakukan di Kampung Rancapanjang, Desa Seuat, pada pukul 08.30 WIB. Proses hukum pun segera dilakukan untuk menegakkan keadilan bagi para korban.

Wahyudin dijerat dengan Pasal 76E juncto Pasal 82 dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016, yang merupakan peraturan tentang perlindungan anak. Ancaman hukuman yang dihadapinya cukup berat, dengan kemungkinan penjara selama 5 hingga 15 tahun, tergantung dari beratnya perbuatan yang dilakukannya.

Kasus ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya pengawasan terhadap anak-anak, terutama dalam interaksi mereka dengan orang dewasa. Pendidikan seksual yang baik dan sosialisasi tentang dampak pencabulan perlu dilakukan agar anak-anak bisa mengenali dan menjauhkan diri dari potensi bahaya.

Bagi masyarakat, kejadian ini menjadi sebuah pelajaran berharga bahwa kita harus lebih waspada dan tidak segan melaporkan ke pihak berwajib jika mencurigai adanya tindakan yang tidak pantas terhadap anak-anak. Mari kita semua berperan aktif dalam melindungi generasi penerus kita dari ancaman yang membahayakan.

Kunjungi juga: PUSAT PRODUK DIGITAL TERBAIK! 🎉 Temukan koleksi produk digital berkualitas mulai dari tools, e-book, hingga layanan eksklusif Lainnya.