• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Spekulasi Menggelinding: TikTok Tegaskan Takkan Jual Diri ke Elon Musk!

img

Undang-undang terbaru mewajibkan TikTok untuk menjual operasional bisnisnya di Amerika Serikat, jika tidak, platform ini berisiko dilarang sepenuhnya. Keputusan pengadilan yang akan datang diharapkan dapat menentukan nasib TikTok di negara tersebut. Sebelumnya, pemerintah Tiongkok dikabarkan telah memberikan izin untuk menjual TikTok kepada Elon Musk.

China mengeluarkan peringatan pada tanggal 13 Maret 2024, terkait rancangan undang-undang (RUU) yang memuat larangan terhadap aplikasi berbagi video TikTok, yang diprediksi akan berdampak negatif pada Amerika Serikat. Mahkamah Agung AS diharapkan akan menyelesaikan proses hukum mengenai undang-undang tersebut pada 19 Januari mendatang.

Pemerintah AS mendukung larangan ini dengan alasan bahwa TikTok dapat dimanfaatkan oleh Tiongkok untuk melakukan pengawasan dan memanipulasi politik. Agar tetap beroperasi di AS, TikTok harus dimiliki oleh sebuah entitas bisnis yang berbasis di negara itu. Baru-baru ini muncul kabar bahwa Tiongkok berencana untuk menjual cabang TikTok di AS kepada Elon Musk demi menjaga kelangsungan operasionalnya.

Berkat debat yang semakin hangat, TikTok menyatakan bahwa larangan yang diberlakukan akan mempengaruhi hak pengguna untuk mengekspresikan diri secara bebas. Candaan media sosial juga mulai ramai dengan isu tentang bagaimana cara TikTok dapat bertahan di pasar AS. Jika Mahkamah Agung memutuskan untuk melarang TikTok, maka penjualan kepada Elon Musk mungkin menjadi pilihan bagi Tiongkok.

Namun, TikTok dengan tegas membantah rumor tentang penjualan operasionalnya kepada Musk. Menurut laporan dari Gizchina pada 15 Januari 2025, TikTok membantah klaim yang menyebutkan adanya rencana jual beli tersebut. Elon Musk memang kerap dianggap sebagai calon pembeli yang potensial, dan jika proses penjualan ini terjadi, hal tersebut bisa mengubah dinamika media sosial secara signifikan.

Penting untuk diperhatikan bahwa Presiden AS terpilih saat ini, Donald Trump, memiliki pengaruh terhadap masa depan TikTok. Baru-baru ini, Trump dilaporkan bertemu dengan CEO TikTok, Shou Zi Chew, dan mengungkapkan keberatan terhadap pelarangan TikTok. Alih-alih melarang, ia justru mencari solusi yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Special Ads
© Copyright 2024 - ZonaRandom88 | Situs Informasi Terkini, Artikel Menarik, Hiburan, Teknologi, Wisata, dan Berita bola
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads
...