• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Strategi Cerdas TikTok: Menghindari Larangan di Tanah AS!

img

Rencana kontingensi yang sedang disusun China merupakan bagian dari upaya untuk mempertahankan keberadaan TikTok di pasar Amerika Serikat. Saat ini, Mahkamah Agung AS sedang mempertimbangkan keputusan yang dapat memaksa ByteDance, sebagai perusahaan induk TikTok, untuk menjual bisnisnya di AS paling lambat 19 Januari 2025. Menurut laporan, pemerintah Tiongkok mempertimbangkan opsi untuk memungkinkan Elon Musk mengakuisisi operasional TikTok di AS guna mencegah larangan yang lebih keras terhadap aplikasi tersebut.

Dalam komunikasi internal yang diperoleh The Verge, para karyawan TikTok diinformasikan tentang pentingnya perencanaan strategis menjelang keputusan pengadilan. Mereka menyadari bahwa ketidakpastian ini menimbulkan kekhawatiran, seperti yang tercantum dalam memo yang disampaikan. Poin utama dari komunikasi tersebut adalah menenangkan staf dengan menjamin bahwa pekerjaan, gaji, dan tunjangan mereka tetap aman, serta kantor di AS akan tetap beroperasi meskipun dalam situasi yang belum jelas.

Selain Elon Musk, Frank McCourt, seorang miliarder real estate, juga mengajukan proposal untuk mengambil alih operasional TikTok di AS. Langkah ini muncul di tengah kesadaran akan potensi pelarangan aplikasi tersebut. TikTok berupaya memberikan rasa aman kepada karyawannya dengan menjelaskan bahwa setiap keputusan yang diambil tidak akan memengaruhi entitas tempat mereka bekerja, melainkan berkaitan langsung dengan pengalaman pengguna aplikasi di AS.

Dalam konteks ini, pejabat China telah menyampaikan kekhawatiran bahwa RUU yang berusaha melarang TikTok berpotensi merugikan hubungan antara AS dan China. Dan demikian saat pendukung presiden terpilih, Donald Trump, berupaya bernegosiasi untuk menyelamatkan TikTok dari pelarangan. TikTok berkomitmen untuk terus melindungi komunitas penggunanya yang berjumlah lebih dari 170 juta di AS. Semua pihak saat ini menunggu keputusan penting yang akan diambil sebelum tanggal 19 Januari.

Situasi ini menambah ketegangan antara TikTok dan pemerintah AS, sementara penyelesaian definitif terkait masa depan aplikasi ini masih menjadi tanda tanya. Manajemen TikTok tetap berfokus pada perencanaan strategi dan berkomunikasi secara transparan dengan karyawan, menegaskan pentingnya kerjasama di tengah ketidakpastian ini.

Special Ads
© Copyright 2024 - ZonaRandom88 | Situs Informasi Terkini, Artikel Menarik, Hiburan, Teknologi, Wisata, dan Berita bola
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads
...