Trump Beri TikTok Tendangan Terakhir: 90 Hari Menentukan Masa Depan Digital!
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4993106/original/086816200_1730888410-20241106-Trump_Menang-AFP_6.jpg)
Pemerintahan yang terdahulu telah mengajukan permintaan untuk ByteDance, perusahaan induk TikTok, agar menjual platform tersebut kepada perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat atau menutup aplikasi tersebut. Ancaman penutupan TikTok dijadwalkan pada tanggal 19 Januari 2025, jika ByteDance tidak berhasil melakukan penjualan kepada entitas yang berbasis di AS. Meskipun pelarangan ini dijadwalkan, para pengguna masih dapat mengakses TikTok secara hukum, tetapi aplikasi yang dikelola oleh perusahaan asal Tiongkok ini tidak akan dapat digunakan secara berkelanjutan.
Presiden AS, Joe Biden, telah menandatangani Undang-Undang Perlindungan Warga Amerika terhadap aplikasi yang dikendalikan oleh musuh asing pada bulan April. Di sisi lain, mantan Presiden Donald Trump, dalam wawancara dengan NBC, menyatakan bahwa dia akan mengumumkan keputusan untuk menunda pemblokiran TikTok pada hari Senin, yang bertepatan dengan pelantikannya sebagai Presiden AS ke-47.
Sejak tahun 2020, TikTok menjadi pusat perhatian akibat kekhawatiran bahwa platform ini dapat mengancam keamanan nasional dengan cara ByteDance mengelola data pengguna dari AS. Jika tidak ada penangguhan di menit-menit terakhir, pengguna TikTok akan menerima pesan yang memberikan informasi mengenai larangan ini serta pilihan untuk mengunduh data pribadi mereka sebelum aplikasi tersebut ditutup.
CEO TikTok, Shou Chew, memberikan tanggapan terkait keputusan Mahkamah Agung mengenai pemblokiran aplikasi ini di AS. Menurut peraturan yang berlaku, ByteDance diberikan waktu 270 hari untuk melakukan penjualan platform TikTok kepada entitas bisnis di Amerika. Keputusan Biden untuk menandatangani RUU ini muncul di tengah kekhawatiran mengenai potensi TikTok dalam mengumpulkan data pribadi warga Amerika dan memengaruhi narasi publik.
Trump sebelumnya juga memberikan tambahan waktu sembilan puluh hari bagi TikTok untuk tetap beroperasi di wilayah tersebut. Ancaman pemblokiran aplikasi berbagi video ini kini sangat bergantung pada bagaimana pemerintah yang baru akan mencermati isu keamanan nasional.
Menurut informasi yang dilaporkan oleh South China Morning Post, Presiden terpilih Donald Trump menunjukkan bahwa tambahan waktu sembilan puluh hari adalah opsi yang dimungkinkan untuk memperbolehkan TikTok tetap beroperasi di Amerika. Sejumlah sumber dari The Information dan Reuters juga mendukung informasi ini.
Dalam berita terbaru yang dilansir oleh Liputan6.com, nasib TikTok di Amerika Serikat mendapatkan 'nafas baru'. Langkah ini merupakan bagian dari upaya kebijakan keamanan nasional untuk mendorong pemindahan data pengguna AS dari entitas asing. Menurut Al Jazeera, TikTok merencanakan untuk menghentikan operasionalnya sepenuhnya di Amerika Serikat, jika larangan tersebut berlaku, yang dijadwalkan pada 19 Januari 2025. TikTok sendiri belum memberikan komentar terkait hal ini kepada media.
Apabila ByteDance gagal menjual bisnis TikTok di AS, maka aplikasi ini akan dilarang beroperasi di negara tersebut. Perpanjangan waktu 90 hari sangat mungkin dilakukan, karena opsi ini sangatlah tepat, ucap Trump dalam wawancara yang sama. Sementara itu, CEO TikTok menekankan bahwa ini adalah posisi yang kuat untuk melindungi Amandemen Pertama dan menentang bentuk penyensoran yang tidak adil.
TikTok sepertinya sudah siap menghadapi kemungkinan penutupan layanannya di Amerika Serikat pada tanggal 19 Januari mendatang. Aplikasi populer untuk berbagi video ini sedang bersiap untuk menutup operasinya sepenuhnya daripada melanjutkan layanan untuk pengguna yang sudah ada. Namun, Donald Trump memberikan sedikit harapan dengan kemungkinan tambahan waktu sembilan puluh hari.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Trump atas kesediaannya untuk bekerja sama dengan kami agar TikTok tetap dapat tersedia di Amerika Serikat, tambah Shou Chew. Hal ini juga karena berbagai toko aplikasi seperti Google Play dan App Store serta layanan hosting internet akan dilarang untuk menyediakan pembaruan untuk aplikasi TikTok. Washington Post sebelumnya juga melaporkan bahwa Trump mempertimbangkan untuk mengeluarkan perintah eksekutif yang akan memungkinkan penangguhan larangan selama 60 hingga 90 hari untuk memberikan waktu bagi negosiasi penjualan atau peraturan alternatif.
✦ Tanya AI