Komisi X DPR Ungkap Kekhawatiran: Hukuman Belajar di Lantai Bisa Merusak Mental Siswa SD!

Kami berharap kasus ini akan berfungsi sebagai pengingat bagi semua pihak untuk memperkuat pengawasan dan menghadirkan pendidikan yang bermartabat untuk setiap siswa, tanpa terhalang oleh masalah finansial, ungkap Hetifah pada Minggu, 12 Januari 2025.

Ia menyatakan bahwa tindakan yang memaksa siswa untuk belajar di lantai akibat tunggakan SPP selama tiga bulan, seperti yang terjadi di sebuah SD Swasta di Medan, adalah tindakan yang tidak etis. Hal ini melanggar prinsip-prinsip pendidikan yang seharusnya menjunjung tinggi hak-hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak tanpa adanya diskriminasi.

Hetifah menekankan perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap praktik-praktik di sekolah, termasuk di sekolah swasta, untuk mencegah tindakan diskriminatif yang dapat merugikan hak pendidikan anak.

Dalam konteks pendidikan dan etika, setiap anak berhak atas pendidikan yang bermartabat sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Medan juga telah melakukan klarifikasi terhadap kepala sekolah mengenai обстоятельности di mana siswa SD swasta di Jalan STM terpaksa belajar di lantai karena menunggak biaya sekolah.

Penting bagi Pemerintah Daerah untuk memperkuat program bantuan biaya pendidikan atau subsidi bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Hetifah menekankan bahwa pendidikan bukan sekadar layanan jasa, melainkan juga merupakan tanggung jawab sosial dalam membangun generasi bangsa.

Lebih lanjut, Hetifah menilai bahwa hukuman tersebut tidak etis dan melanggar prinsip-prinsip pendidikan yang ada. Ia mengatakan bahwa meskipun sekolah swasta memiliki kebijakan mandiri dalam pengelolaan keuangannya, terdapat batasan yang harus dijaga agar hak-hak siswa tidak terlanggar.

Berdasarkan klarifikasi yang diberikan, siswa tersebut dilaporkan belajar di lantai bukan karena masalah tunggakan uang sekolah, melainkan karena tidak mengambil rapor. Tindakan seperti ini tentu dapat memberikan dampak negatif pada kepercayaan diri dan kesehatan mental anak.